Community Health Analysis dalam Penyusunan Rencana Puskesmas

Oleh dr. Merita A., MMR.

Community Health Analysis (CHA)  merupakan salah satu aktivitas penting dalam penyusunan rencana Puskesmas. Kegiatan penyusunan rencana Puskesmas merupakan salah satu hal terpenting dalam standar dan elemen penilaian pada POKJA ADMEN (Administrasi Manajemen) dalam akreditasi fasilitas Kesehatan Primer (FKTP). Konsep perencanaan pada bagian ini juga dilakukan dalam standar-standar lain baik untuk penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) maupun UKP (Upaya Kesehatan Perorangan).

CHA merupakan serangkaian aktivitas yang mengkaji masalah kesehatan, kebutuhan, termasuk memetakan potensi penyelesaian masalah yang ada di masyarakat.terdapat 2 aktivitas utama yang menjadi bahan kajian dalam CHA, yaitu: 1) Penilaian Kebutuhan Masyarakat; 3) Data Surveilans.

  1. Penilaian Kebutuhan Masyarakat

Identifikasi kebutuhan masyarakat perlu dilakukan agar pelayanan yang akan diselenggarakan FKTP dapat bermanfaat untuk menjawab apa yang dibutuhkan masyarakat setempat, mengenali peluang pengembangan dan inovasi, serta perbaikan kinerja Puskesmas. Kebutuhan masyarakat dapat berbeda antar daerah, demikian pula dengan hal-hal mana saja yang harus menjadi prioritas dalam penyelenggaraan Puskesmas.

Identifikasi kebutuhan tersebut dapat dilakukan melalui pertemuan dengan lintas sektor dan tokoh-tokoh masyarakat, serta dengan melakukan Survei Mawas Diri (SMD). Penilaian kebutuhan masyarakat sebenarnya dapat dicatat dari notulensi rapat rutin seperti lokakarya mini maupun rapat-rapat lain, maupun pertemuan yang diadakan secara khusus untuk menilai kebutuhan tersebut.

SMD selain bermanfaat bagi Puskesmas, ternyata sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk menimbulkan kesadaran mereka agar mengetahui adanya masalah kesehatan dan potensi yang ada di desanya yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan mereka. Pada tahap ini, model komunikasi yang dibangun dengan masyarakat adalah konsultatif, di mana Puskesmas memastikan bahwa data masalah kesehatan yang mereka dapatkan benar adanya terdapat di wilayah setempat. Selain mendapatkan data masalah, FKTP juga perlu mencatat harapan-harapan masyarakat terhadap pelayanan atau perbaikan kinerja Puskesmas. Selanjutnya, hasil SMD yang berupa data masalah kesehatan, harapan masyarakat, informasi mengenai penyebab atau faktor risiko eksisting baik dari perilaku maupun lingkungan, serta potensi perbaikan yang ada di wilayah tersebut dibahas dalam MMD (Musyawarah Masyarakat Desa).

  1. Data Surveilans

Pengumpulan data epidemiologis yang dilakukan Puskesmas merupakan sumber informasi penting tentang masalah kesehatan di wilayah setempat.

Sistem Surveilans Terpadu (SST), Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), dan Sistem Pelaporan Rumah Sakit (SPRS) berbasis data yang telah dikembangkan sejak tahun 1987, serta telah mengalami beberapa kali perbaikan. Disamping keberadaan SST telah juga dikembangkan beberapa sistem Surveilans khusus penyakit Tuberkulosis, malaria, demam berdarah, campak, penyakit saluran pernapasan, diare dan lain sebagainya. Sistem Surveilans yang berjalan dengan efektif dengan data yang akurat sangat dibutuhkan secara epidemiologis yaitu untuk mendukung pengambilan keputusan dan penentuan strategi dalam upaya pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular

Analisis terhadap identifikasi kebutuhan masyarakat dan masalah kesehatan inilah yang kemudian menjadi dasar perencanaan tingkat Puskesmas (PTP). PTP kemudian disusun dengan juga mempertimbangkan visi dan misi organisasi, fungsi, dan tupoksi Puskesmas.

Sumber:

Instrumen Penilaian Akreditasi Puskesmas 2016.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *