Potensi Mengatasi NCDs (Non-Communicable Diseases) di Negara-negara Berkembang: Strengthen Community Action #1

 

Oleh: dr. Merita Arini, MMR.

Penyakit Tidak Menular (PTM/ NCDs) menjadi beban global yang unacceptably high. Kondisi ini amat berat mengingat Kematian akibat penyakit tidak menular bahkan terbanyak dan menduduki peringkat tertinggi dalam 10 besar penyakit penyebab kematian di seluruh dunia. Uniknya, beban PTM yang dihadapi negara berkembang pada tahun 2016 ternyata tercatat lebih tinggi dibandingkan negara maju, di mana 78 % kematian akibat NCD dan 85 % kematian prematur (kematian yang terjadi pada usia 30-70 tahun) terjadi di negara-negara LMICs (lower-middle income countries) (World Health Organization, 2018).

Meskipun menghadapi musuh yang sama, negara berkembang memilik banyak tantangan yang harus dihadapi dalam keterbatasan kapasitas sistem kesehatan yang ada saat ini. Assessment yang akurat perlu dilakukan untuk menilai kebutuhan dan menjawabnya dengan tepat. Indonesia, sebagaimana negara berkembang lainnya menghadapi setidaknya 3 keterbatasan dalam mengatasi NCDs (Allotey, Davey, & Reidpath, 2014). Masalah yang pertama adalah negara berkembang umumnya masih harus fokus pada pencegahan penyakit menular, demikian juga dengan masalah-masalah lain yang harus diperbaiki untuk mendukung sektor kesehatan seperti pengentasan kemiskinan, peningkatan akses pada pendidikan, kesetaraan gender, upaya-upaya mitigasi karena perubahan iklim dan lingkungan. Indonesia, seperti halnya negara-negara lain di dunia menghadapi double burden diseases. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa beratnya masalah penyakit menular yang belum sepenuhnya dapat diatasi ditambah dengan makin banyaknya penyakit tidak menular (PTM)/ NCD pada populasi. Kedua, konteks-konteks lingkungan yang lebih luas, ekonomi, dan politik seringkali belum kondusif untuk mendukung upaya-upaya promosi kesehatan. Sebagai contoh, untuk meningkatkan pendapatan negara, pemerintah seringkali masih melegalkan usaha-usaha yang menimbulkan dampak pada kesehatan masyarakat tanpa kontrol atau perlindungan terhadap kelompok rentan, seperti rokok, minuman keras, dan lain sebagainya. Ketiga, negara berkembang memiliki keterbatasan pendanaan dan belum mendesainnya untuk mendanai penyakit kronik yang umumnya jangka panjang serta membutuhkan kesinambungan (sustainability).

Dalam berbagai penelitian, kemudian dikenali adanya salah satu potensi yang umumnya belum tergarap maksimal di negara berkembang. Potensi tersebut yaitu memperkuat keterlibatan komunitas dalam sistem kesehatan yang ada (Allotey et al., 2014). Dalam berbagai teori manajemen penyakit kronik, di mana penyakit tidak menular merupakan penyumbang terbesar jumlah penyakit kronik di dunia, komunitas merupakan salah satu pilar penting. Strengthen community action merupakan komponen penting dalam Chronic Care Model di luar organisasi pelayanan kesehatan. Penguatan peran komunitas ditambah dukungan kebijakan kesehatan, serta penataan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat akan membantu sistem kesehatan dalam outcome populasi maupun fungsi dan klinis individu (Barr et al., 2003).

Bersambung … .

REFERENSI:

Allotey, P., Davey, T., & Reidpath, D. D. (2014). NCDs in low and middle-income countries – assessing the capacity of health systems to respond to population needs. BMC Public Health, 14 Suppl 2(Suppl 2), S1. https://doi.org/10.1186/1471-2458-14-S2-S1

Barr, V. J., Robinson, S., Marin-Link, B., Underhill, L., Dotts, A., Ravensdale, D., & Salivaras, S. (2003). The expanded Chronic Care Model: an integration of concepts and strategies from population health promotion and the Chronic Care Model. Hospital Quarterly, 7(November 2003), 73–82. https://doi.org/10.12927/hcq.2003.16763

World Health Organization. (2018). Noncommunicable Diseases. Global Action Plan for the Prevention and Control of NCDs 2013-2020. https://doi.org/10.1056/NEJMra1109345

About Merita Arini

Penulis adalah staf pengajar pada Prodi Manajemen Rumah Sakit, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; menekuni bidang patient safety termasuk risk management, behaviour, infection control, etc.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *