Patient safety merupakan isu global dalam upaya pencapaian mutu pelayanan kesehatan. Kajian mengenai patient safety terus berkembang dalam berbagai aspek pelayanan baik yang berhubungan langsung maupun tidak dengan dengan pasien. Selain upaya pencegahan infeksi, identifikasi pasien, identifikasi risiko jatuh, pengelolaan obat, safe surgery, dan lain sebagainya, kini upaya pencegahan keterlambatan penatalaksanaan (delays in treatment) juga menjadi perhatian dan diteliti di berbagai bidang ilmu kedokteran maupun manajemen pelayanan kesehatan.
Menurut JCI (Joint Commission International, 2015), a delay in treatment adalah suatu kondisi di mana pasien tidak mendapatkan penatalaksanaan – baik itu pengobatan, pemeriksaan laboratorium, terapi fisik, atau berbagai jenis penatalaksanaan lain – yang seharusnya telah dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu.
Pada tahun 2014, Joint Commission’s Office of Quality and Safety menganalisis 73 kasus sentinel yang merupakan akibat dari delays in treatment. Dari seluruh kasus tersebut, 48 orang meninggal dunia. Pada tahun 2010-2014 didapatkan 522 kejadian sentinel terkait delays in treatment. Sejumlah 415 orang meninggal dunia, 77 orang kehilangan fungsi tubuh permanen, dan 24 kasus mengalami tambahan perawatan yang tidak diharapkan seperti pemanjangan lama rawat inap. Dalam studi AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality, 2009) juga didapatkan 28 % dari 583 kesalahan diganosis adalah mengancam jiwa atau menyebabkan kematian atau cacat permanen.
Penyebab utama dalam analisis akar masalah pada 73 kasus sentineld i atas meliputi assessment yang tidak adekuat, buruknya planning¸ kegagalan dalam komunikasi, dan faktor manusia. Kesempatan yang hilang pada kasus deays in treatment dapat berasal dari faktor-faktor kognitif atau sistemik, atau mungkin dapat dikaitkan dengan faktor-faktor yang mencolok seperti lapses/ penyimpangan dalam akuntabilitas atau bukti yang nyata adanya kelalaian dari tanggung jawab. Penyebab-penyebab mungkin termasuk sistem penjadwalan yang buruk, jumlah staf yang kurang, buruknya komunikasi, salah diagnosis, dan lain-lain (JCI, 2015).
Sebuah artikel jurnal mengajukan pendekatan system-centric dibandingkan physician-centric untuk mendiagnosis suatu kesalahan yang mungkin terjadi terhadap faktor-faktor di luar kontrol dokter atau ketika kinerja klinisi bukan menjadi faktor kontributor (JCI, 2014).
Berbagai langkah safety perlu ditempuh:
- Mencegah cognitive shortcut
- Meningkatkan teknologi informasi kesehatan misalnya untuk rekam medis, penjadwalan, call back system, dan sebagainya untuk memastikan akurasi dan komunikasi yang tepat waktu
- memasukkan ceklis diagnosis ke dalam rekam medis elektronik
- mengkampanyekan komunikasi antar provider
- memperkuat leadership dalam membangun pemecahan masalah
- Memfokuskan perhatian organisasi dalam penjadwalan dan meminta pemeriksaaan dan melaporkan hasil pemeriksaan
- meningkatkan askses untuk perawatan
- meningkatkan penggunaan metode komunikasi yang terstandar seperti SBAR (Situation Background Assessment Recommendation)
- Menjaga level staffing yang adekuat
- Meningkakan keterlibatan pasien dan keluarga, misalnya dengan menerapkan The Joint Commission’s Speak Up:
- Speak up if they have questions or concerns
- Pay attention to the care they receive
- Educate themselves about their illnesses
- Ask a trusted family member or friend to be their advocate
- Know the medicine they receive
- Use hospitals, clinics and surgery centers th have been carefully checked out
- Participate in all decisions about their care
REFERENSI:
Schiff GD, et al.: Diagnostic Error in Medicine: Analysis of 583 Physician-Reported Errors. Archives of Internal Medicine. 2009;169(20):1881-1887 http://jamanetwork.com/journals/jamainternalmedicine/fullarticle/1108559
The Joint Commission. (2014). Addressing Diagnostic Error. The Challenge for Health Care Organizations. Journal on Quality and Patient Safety: Volume 40 Number 3, March 2014
The Joint Commission. (2015). Preventing delays in treatment. Quick Safety Issue Nine, January 2015. Diakses pada 27 April 2017 dari https://www.jointcommission.org/assets/1/23/Quick_Safety_Issue_Nine_Jan_2015_FINAL.pdf.